Pengurus Himanesa

Pemimpin adalah Pengaruh ...

Ini aksiku mana aksimu

Kebersamaan kita adalah kekuatan menuju keberhasilan

Guru "Digugu Lan Ditiru

Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.

Himanesa PGRI Adi Buana Surabaya

Present by : Kemah Sastra, Tanggal 31 Mei - 2 Juni 2013

Jumat, 26 April 2013

Kemah Sastra, apa dan perlunya?

Posted by Unknown On 21.03
Gagasan mengadakan program pembelajaran sastra melalui apa yang disebut Kemah Sastra merupakan tekad lama dari para punggawa Himanesa. Ada sejumlah alasan, selain eksotis, kami ingin menawarkan proses pembelajaran sastra yang santai, egaliter dan segar.

Ada persoalan terhadap apa yang selalu kita sebut sebagai kelas. Kami tak tahu persis buat mengistilahkannya. Tapi perhatikanlah: kelas berbentuk ruangan tertutup sebenarnya menghadirkan ancaman-ancaman, pembatasan dan sekaligus hukuman (ada yang bilang kelas mirip penjara bukan?). Orang-orang di dalamnya tidak bisa bebas bergerak. Mesti mengikuti alur kursi atau tempat duduk.

Kelas dengan ornamen di dalamnya mungkin menjaga siswa/pelajar/mahasiswa konsentrasi terhadap apa yang diajarkan. Pembelajar dipaksa mengikuti sejumlah aturan.

Tapi lama-lama, ada kesumpekan. Bukan hanya aliran udara sesempit ventilasi, melainkan kesumpekan suasana, keseragaman penglihatan dan memantik rasa bosan.

Kesadaran akan ruang belajar semacam inilah yang mendorong metode pembelajaran luar-kelas memperoleh pembenarannya. Namun oleh karena politik pendidikan semasa orde baru (mungkin juga hingga sekarang!) kegiatan belajar-mengajar di luar kelas nyaris tak diperbolehkan. Meskipun entah ada atau tidak aturan yang melarang proses belajar semacam ini, pada kenyataannya murid di sekolah-sekolah Indonesia jarang mendapat kesempatan belajar di alam terbuka.

Sastra barangkali bisa disebut negasi dari formalitas-formalitas. Oleh karena itu, program Kemah Sastra didesain untuk menerabas formalitas dan kekakuan proses ajar. Yang perlu diterabas pertama-tama adalah meniadakan benda pembatas semacam dinding yang melingkupi peserta dalam proses pembelajaran.

Di dunia pendidikan dikenal pembelajaran sebaya. Maksudnya, ada bukti bahwa kegiatan belajar lebih efektif manakala antara guru-murid adalah teman sendiri. Tidak ada sosok guru seperti yang kita kenal selama ini: guru dengan jarak terbentang demikian lebar dalam berinteraksi dengan muridnya sendiri.

Menyadari kecenderungan ini, Kemah Sastra diorientasikan antar orang muda sendiri, kecuali beberapa acara yang membutuhkan kepakaran dan pengalaman lebih. Egalitarianisme dikedepankan. Pertama, demi efektivitas pengajaran itu sendiri. Kedua, demi menurunkan horor sastra di kepala pelajar kita. Perihal kedua ini kami sadari betul karena ada keterjarakan cukup lebar antara pemahaman siswa kita terhadap sastra.
Latar Belakang Kegiatan:
Zaman baru membawa peradaban dan perkembangan barunya masing-masing. Global dan modernitas jelas berperan karena era baru selalu menyesuaikan dengan kebutuhan pasar dan masyarakat menyambutnya dengan antusias. Kami membayangkan sebuah masa depan andai kata per sepuluh tahun kesenian sastra baru masuk dengan abal-abal modifikasi dari kebudayaan yang terdahulu atau mungkin muncul sebuah paham baru tentang seni itu sendiri yang mana sama sekali merubah konsepsi-konsepsi kebudayaan awal, maka kita akan butuh lebih banyak museum untuk sekedar memajang properti dan atribut kebudayaan asli kita. Berapa banyak anak cucu kita yang bisa menyaksikan pertunjukan kesenian Indonesia dengan mata kepala mereka sendiri? Ataukah hanya berkesempatan untuk sekedar melakukan kunjungan-kunjungan ke museum setempat dan meraba-raba tentang kebudayaan terdahulu. 

Sebagaimana yang kita lihat, adaptasi masyarakat tentang hal-hal baru terbilang cepat karena mereka berusaha mengikuti kebutuhan. Sastra pun mengikuti dengan jarak tertentu. Interval dari jarak tersebut menciptakan kesenjangan antara pemahaman tentang sastra baru dan yang lama. Jika sebagian besar kebudayaan saat ini banyak dipengaruhi oleh era modern, maka semakin redupnya budaya asli kita adalah harga mahal yang harus dibayar. Maka tanpa ragu-ragu, kebudayaan dan sastra kita akan bersembunyi di balik maraknya seni-seni baru yang mulai bertaburan.  

Pada kesempatan ini, kami berkeinginan untuk turut berpartisipasi dalam gelaran acara “KEMAH SASTRA” yang akan segera kami adakan sebagai bentuk partisipasi dan kepedulian kami, Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dan warga Indonesia pada umumnya, untuk turut serta menjaga serat - serat kesusastraan Indonesia sebagai warisan paten dari yang terdahulu melalui penanaman, pemantapan dan penerapan ideologi sastra murni dan kebudayaan itu sendiri tentunya. Selain itu, dengan diadakannya “KEMAH SASTRA” ini, kami berharap bisa mempererat tali silahturahmi sesama mahasiswa yang saling peduli dengan kesusatraan dan kebudayaan Indonesia. Sastra sendiri lebih mengacu pada pemahaman alam pikiran dan tata nilai sebagai pembentuk peradaban saat ini uang dibutuhkan sebagai penawaran dan permintaan yang diakui, diyakini, diafirmasi sebagai pegangan kebenaran dalam menempuh hidup bersama.  

Deskripsi Kegiatan:
“KEMAH SASTRA” merupakan agenda program kerja dwi tahunan dari Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (HIMANESA) Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, yang pada tahun ini kami adakan dengan tema “Orientasi dan Preservasi Sastra” sebagai wujud nyata dari aplikasi perlindungan dan pemeliharaan sastra itu sendiri. Jadi dalam program ini, kami berkeinginan untuk membentuk kemah sebagai suatu objek yang guyub dimana didalamnya terdiri dari mereka yang peduli dan ikut andil dalam covering sastra dan budaya indonesia. Mengapa kemah? Kami berasumsi bahwa kemah adalah bentuk dari kediaman yang sederhana, jadi kami berharap bisa ikut serta menjaga sastra dan budaya meskipun terhitung dengan cara yang sederhana. Setidaknya konsep ini kami dapatkan dan kami terapkan dalam bentuk nyata dari teori bahwa “sastra juga dapat menjadi satu institusi sosial, kontrol sosial, alat perjuangan dan ideologi” (Dwi Susanto; 2010:1).

Penyelenggara: 
Himpunan Mahasiswa Bahasa dan sastra Indonesia (HIMANESA) UNIPA Surabaya.

Tema: "Orientasi dan Preservasi Kesusastraan Indonesia" 

Sub Tema:  
1. Komunal Boedaja
2. Sastra sebagai Inspirasi Pendidikan Karakter Bangsa
3. Eksploitasi Feminisme
4. Sastra dan Rekayasa Sosial

Pembicara :
1. Sujiwo Tejo
2. Zawawi Imron
3. Abidah El Khalieqy
4. Dr. M. Shoim Anwar, M.Pd
    
Persyaratan Peserta:
1. Delegasi per-universitas maksimal 5 orang 
2. Biaya peserta Rp. 150.000/orang, yang meliputi :
a.akomodasi makan selama 2 hari
b.akomidasi penginapan
c.kaos peserta
d.sertifikat
e.seminar kit
f.ilmu yang bermanfaat bagi bahasa dan sastra indonesia
g.pin dan stiker

3. Setiap delegasi yang hadir diharapkan membawa, pakaian ganti untuk situasi formal dan non-formal.
4. Setiap delegasi diharapkan menjaga ketertiban dan kebersihan di tempat penyelenggaraan, dan harap memerhatikan tata protokoler kegiatan yang ada.


Waktu :
Hari / Tanggal    : Sabtu – Minggu, 1 – 2 Juni 2013
Waktu                : 07.00 WIB (sabtu) – 14.00 WIB (minggu)
Tempat              : Kampus II Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
                            Jl. Dukuh Menanggal XII, Surabaya.

Jadwal Kegiatan:
Download disini

Sekretariat Pendaftaran :
1. Kampus 1 Unipa Surabaya (Ngagel Dadi)
2. Via SMS ke 085733850704 (Arin)
(ketik:Nama, Alamat, Instansi & telepon), atau Via Email : Himanesa.adibuana@gmail.com.
Biaya Pendaftaran Transfer ke No. Rek. 2710714731 a/n Renny D. Octavia

Informasi:
Contact Person: 085733850704 (Arin)
Twitter: @KS_Adibuana
Website: himanesa-adibuana.blogspot.com

Segera daftarkan dirimu... !! Nikmati suasana kemah sastra bernuansa alam yang alami disini :)

Segeralah Jadi Saksi

Posted by Unknown On 19.13

Kamis, 11 Oktober 2012

Tidak Sekadar Konsentrasi

Posted by Unknown On 18.41
Univ. Adi Buana Surabaya dalam pengajuan izin operasional S-2 Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Kepelatihan Olah Raga, dan Pendidikan Matematika perlu mendapat apresiasi dari banyak pihak.
 

Hal ini merupakan langkah cepat untuk merespon Permenegpan 16/2009, Peraturan Bersama Kemendiknas dan Kemengpan 03/V/PB/2010 dan 14/2010, Permendiknas 35/2010, dan Permendiknas 38/2010 tentang jabatan fungsionalitas guru. Seperti yang bersama kita ketahui, pada tahun 2020 semua guru sudah harus berijazah S-2 yang linear.
 

Saat ini Unipa baru memiliki satu prodi pascasarjana S-2 yakni Teknologi Pendidikan (TEP). Pada tahun ini ada sedikit kebijakan yang baru dalam prodi TEP yakni sistem konsentrasi. Konsentrasi tersebut tercakup dalam beberapa SKS di dalamnya, misalkan saja Pendidikan Matematika, Pendidikan Bahasa Indonesia, dan lain-lain.
 

Sistem konsentrasi bukan sebuah solusi yang jitu untuk merespon kebijakan Kemengpan dan Kemendiknas tersebut. Seharusnya prodi-prodi S-1 dijadikan basis untuk pengembangan  S-2 yang linear. 
 

Penambahan prodi lain harus secepatnya direalisasikan. Ini menjadi penting, karena perkembangan kampus “semangat pagi” dari tahun ke tahun sangat pesat. Baik itu dari segi jumlah mahasiswa, tenaga pendidik  yang berkualifikasi, dan fasilitas-fasilitas penunjang.
 

Tentu saja kelancaran langkah Unipa untuk segera mendapat izin pembukaan prodi baru pascasarjana, tidak bisa dilepaskan dari sinergi yang bagus dari pihak-pihak terkait. Sebagai warga kampus semangat pagi, mari kita dukung langkah cerdas instansi. Yang terpenting, mari kita tingkatkan profesionalitas kita baik sebagai tenaga pendidik, tenaga pengelola, karyawan, dan tentu saja mahasiswa-mahasiswanya.
 

M. Shodiqin
  • Anda Tamu Ke-

  • Translate

  • Pengikut